Meraih Senyuman

Tentang masa yang berjarak lalu terlampau
Pada hutan dan darah tercucur
Peluru dan bambu beradu
Pada seorang tinggi khianat dan pribumi hinaan
Pribumi berjuang menggali kebebasan
Yang terkubur dalam bersama tangisan dan rintihan
Raga tak bernyawa bergeletakan
Segala penindasan semakin merdu didendangkan
Seorang Insan berteriak, sampai kapan!
Sampai kapan kita membiarkan
Pendatang durjana dengan keserakahannya
Menghirup harum darah, mayat sang tuan rumah
Hati mulai bersatu padu
Rela menukar jantung demi anak cucu
Hingga senyum mulai mereka
Walau harus keramas darah.